“SISTEM HAEMODIALISA”
Disusun oleh :
Nining Monita (21/XI IPA 2)
SMA N 2 Wonosari
Jalan Ki Ageng Giring 03,
Kepek , Wonosari Gunungkidul
D.I Yogyakarta, 55813 Telp.
0274391158
A.
PENGERTIAN
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat
beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi
membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat
yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal
ginjal dan beberapa bentuk keracunan
B.
Tujuan Hemodialisa
Sebagai terapi pengganti, kegiatan hemodialisa mempunyai tujuan :
a. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam urat
b. Membuang kelebihan air.
c. Mempertahankan atau mengembalikan system buffer tubuh.
d. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
e. Memperbaiki status kesehatan penderita.
- Proses Hemodialisa
Dalam kegiatan hemodialisa terjadi 3 proses utama seperti berikut :
a. Proses Difusi yaitu berpindahnya bahan terlarut karena perbedaan kadar di
dalam darah dan di dalam dialisat. Semakian tinggi perbedaan kadar dalam darah maka semakin banyak bahan yang dipindahkan ke dalam dialisat.
b. Proses Ultrafiltrasi yaitu proses berpindahnya air dan bahan terlarut
karena perbedaan tekanan hidrostatis dalam darah dan dialisat
c. Proses Osmosis yaitu proses berpindahnya air karena tenaga kimia, yaitu
perbedaan osmolaritas darah dan dialisat ( Lumenta, 1996 ).
- Alasan
dilakukannya Hemodialisa
Hemodialisa dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan :
a. Kelainan fungsi otak ( ensefalopati uremik
b. Perikarditis ( peradangan kantong jantung )
c. Asidosis ( peningkatan keasaman darah )yang tidak memberikan respon
terhadap pengobatan lainnya.
terhadap pengobatan lainnya.
d. Gagal jantung
e. Hiperkalemia ( kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah ).
- Frekuensi Hemodialisa.
Frekuensi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, tetapi
sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 3 kali/minggu. Program
dialisa dikatakan berhasil jika :
1 ) Penderita kembali menjalani hidup normal.
2 ) Penderita kembali menjalani diet yang normal.
3 ) Jumlah sel darah merah dapat ditoleransi.
4 ) Tekanan darah normal.
5 ) Tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif ( Medicastore.com, 2006 )
2 ) Penderita kembali menjalani diet yang normal.
3 ) Jumlah sel darah merah dapat ditoleransi.
4 ) Tekanan darah normal.
5 ) Tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif ( Medicastore.com, 2006 )
Dialisa bisa digunakan sebagai pengobatan jangka panjang untuk gagal ginjal
kronis atau sebagai pengobatan sementara sebelum penderita menjalani
pencangkokan ginjal. Pada gagal ginjal akut, dialisa dilakukan hanya selama
beberapa hari atau beberapa minggu, sampai fungsi ginjal kembali normal.
F.
KOMPLIKASI
PADA HAEMODIALISA
1. Kelainan Pada Haemodialisa
a. Kram otot
Kram otot
pada umumnya terjadi pada separuh waktu berjalannya hemodialisa sampai
mendekati waktu berakhirnya hemodialisa. Kram otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi
(penarikan cairan) yang cepat dengan volume yang tinggi.
b. Hipotensi
Terjadinya
hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat, rendahnya dialisat
natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati otonomik, dan kelebihan
tambahan berat cairan.
c. Aritmia
Hipoksia,
hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa, penurunan kalsium,
magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang cepat berpengaruh terhadap aritmia
pada pasien hemodialisa.
d. Sindrom ketidakseimbangan dialisa
Sindrom
ketidakseimbangan dialisa dipercaya secara primer dapat diakibatkan dari
osmol-osmol lain dari otak dan bersihan urea yang kurang cepat dibandingkan
dari darah, yang mengakibatkan suatu gradien osmotik diantara
kompartemen-kompartemen ini. Gradien osmotik ini menyebabkan perpindahan air ke
dalam otak yang menyebabkan oedem serebri. Sindrom ini tidak lazim dan biasanya
terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa pertama dengan azotemia berat.
e. Hipoksemia
Hipoksemia
selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu dimonitor pada pasien yang
mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar.
f. Perdarahan
Uremia
menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit dapat dinilai dengan
mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin selama hemodialisa juga merupakan
faktor risiko terjadinya perdarahan.
g. Gangguan pencernaan
Gangguan
pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan karena
hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering disertai dengan sakit kepala.
h. Pembekuan darah
Pembekuan
darah disebabkan karena dosis pemberian heparin yang tidak adekuat ataupun
kecepatan putaran darah yang lambat.
G.
TEKNOLOGI
Berikut
adalah teknologi yang berkaitan dengan sistem haemodialisa
1. Arterial –
Venouse Blood Line (AVBL)
AVBL terdiri dari :
a. Arterial
Blood Line (ABL)
Adalah
tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari tubing akses vaskular
tubuh pasien menuju dialiser, disebut Inlet ditandai dengan warna merah.
b. Venouse
Blood Line
Adalah
tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari dialiser dengan tubing akses
vascular menuju tubuh pasien disebut outlet ditandai dengan warna biru. Priming volume AVBL antara 100-500 ml. priming volume adalah volume cairan
yang diisikan pertama kali pada AVBL dan kompartemen dialiser.
Bagian-bagian dari AVBL dan kopartemen adalah konektor, ujung
runcing,segmen pump,tubing arterial/venouse pressure,tubing udara,bubble
trap,tubing infuse/transfuse set, port biru obat ,port darah/merah herah
heparin,tubing heparin dan ujung tumpul.
2. Dializer /ginjal buatan (artificial kidney)
Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi terdiri dari 2 ruang
/kompartemen,yaitu:
a. Kompartemen darah yaitu ruangan yang berisi darah
b. Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang berisi dialisat
c. Kedua kompartemen dipisahkan oleh membran semipermiabel.
d. Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah dan
dua samping untuk keluar masuk dialisat.
3. Air Water Treatment
Air dalam
tindakan hemodialis dipakai sebagai pencampur dialisat peka (diasol). Air ini
dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM dan air sumur, yang harus
dimurnikan dulu dengan cara “water treatment” sehingga memenuhi standar AAMI
(Association for the Advancement of Medical Instrument). Jumlah air yang
dibutuhkan untuk satu session hemodilaisis seorang pasien adalah sekitar 120
Liter.
4. Larutan Dialisat
Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi
tertentu. Dipasaran beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan
dialisat bicarbonate. Dialisat asetat menurut komposisinya ada beberapa macam
yaitu : jenis standart, free potassium, low calsium dan lain-lain. Bentuk
bicarbonate ada yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu dilarutkan dalam
air murni/air water treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk cair (siap
pakai).
5. Mesin Haemodialisis
Ada
bermacam-macam mesin haemodilisis sesuai dengan merek nya. Tetapi prinsipnya
sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat, system pemantauan
mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat circuit dan bebagai monitor
sebagai deteksi adanya kesalahan. Dan komponen
tambahan seperti heparin pump, tombol bicarbonate, control ultrafiltrasi,
program ultrafiltrasi, kateter vena, blood volume monitor.
H. GAYA HIDUP
Buat Anda yang harus menjalani hemodialisa atau cuci
darah, asupan makanan dan cairan yang tepat akan membantu anda menjadi lebih
sehat. Berikut adalah panduan sederhana untuk anda menjalani makanan diet sehat
yang tepat selama menjalani hemodialisa.
1. Memenuhi kebutuhan kalori sehari
Kalori menyediakan energy bagi tubuh untuk melakukan
aktivitasnya. Kebutuhan kalori standar bagi pasien dengan gagal ginjal
adalah 35kcal/kgBB/hari. Berat badan yang dimaksud adalah berat
badan kering anda bukan berat saat anda bengkak. Minyak dari bahan sayuran
adalah sumber kalori yang baik untuk anda misalnya minyak zaitun, minyak
canola, dan minyak biji bunga matahari. Gunakanlah minyak jenis ini dalam
mengolah roti, nasi dan mie sebagai sumber kalori anda.
Sebaiknya hindari maragarin dan mentega karena kedua
produk ini tinggi lemak yang akan berbahaya bagi pembuluh darah anda. Permen,
gula, madu, selai, dan agar-agar menyediakan kalori dan energy tanpa
membahayakan pembuluh darah anda. Tetapi bila anda memiliki diabetes mellitus
sebagai penyakit tambahan maka sebaiknya diskusikan kembali dengan dokter anda
mengenai asupan kalori yang tepat.
2.
Mengurangi asupan cairan
Fungsi
ginjal yang rusak membuat tubuh tidak dapat membuang cairan berlebih yang
dihasilkan oleh tubuh baik akibat metabolisme tubuh maupun akibat banyaknya
cairan yang anda minum. Karena itulah pasien hemodialisa dianjurkan untuk
mengurangi atau membatasi asupan cairan tiap harinya.
Cairan disini tidak hanya yang
berbentuk air tapi juga segala makanan yang berbentuk cairan pada suhu kamar misalnya
sup, jeli atau agar-agar, dan es krim. Buah-buahan dan sayuran juga ada
yang banyak mengandung cairan misalnya melon, anggur, apel, jeruk,
tomat, selada, dan seledri sehingga jangan lupa menambahkan ini dalam data
asupan cairan anda.
Kebutuhan
cairan anda dihitung dari berat kering anda yaitu berat yang dicapai setelah
anda menjalani hemodialisa saat semua cairan berlebih telah dibuang. Biasanya
kebutuhan cairan ini bervariasi dari 500-1000 ml per harinya. Untuk
kebutuhan tepatnya, berkonsultasilah dengan dokter anda mengenai berat kering
anda dan berapa jumlah cairan yang harus anda minum setiap harinya.
3.
Mengurangi kadar potassium (kalium)
Potasium
adalah elektrolit yang dapat mempengaruhi keteraturan detak jantung anda. Pada
pasien yang menjalani hemodialisa, kadar potasium biasanya akan meningkat
akibat proses dialisis dan ini bisa membahayakan anda karena jantung dapat
berhenti berdetak akibat kadar potassium yang berlebihan. Karena itu sangat
penting bagi anda untuk mengurangi asupan makanan yang tinggi potassium dalam
menu sehari-hari anda. biasanya dibatasi hanya 2-3 gram tiap harinya.
4.
Mengurangi mineral fosfat.
Fosfat
adalah mineral yang banyak terdapat dalam berbagai jenis makanan. Pada keadaan
gagal ginjal, fosfat akan menumpuk dalam darah akibatnya fosfat akan menarik
kalsium dalam tulang sehingga tulang anda akan lemah dan mudah patah. Selain
itu tingginya kadar fosfat menyebabkan badan anda menjadi gatal tanpa sebab. Karena
itulah sebisa mungkin anda harus mengurangi asupan makanan yang kaya akan
fosfat yaitu tidak lebih dari 2-3 gram per harinya atau sesuai petunjuk dokter
yang menangani anda.
Makanan yang kaya akan fosfat dan
harus dikurangi adalah susu, keju, es krim, pudding, buncis, kacang polong,
minuman bersoda, bir, coklat, kacang-kacangan dan selai kacang.
Biasanya pasien hemodialisa disarankan hanya meminum ½ gelas susu setiap
harinya. Selain itu mungkin anda harus mengkonsumsi obat pengikat fosfat selama
dialysis berlangsung. Obat ini akan menyerap fosfat dan membuangnya lewat
kotoran. Konsultasikanlah dengan dokter anda mengenai pilihan obat pengikat
fosfat yang tepat.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar