Disusun oleh :
Nining Monita (21/XI IPA 2)
SMA N 2 Wonosari
Jalan Ki Ageng Giring 03,
Kepek , Wonosari Gunungkidul
D.I Yogyakarta, 55813 Telp.
0274391158
A.
PENGERTIAN
Sistem Respirasi adalah proses penggunaan oksigen di
dalam sel untuk menghasilkan energi dan pada akhir proses ini, dihasilkan
limbah berupa gas karbondioksida. Bernapas adalah proses memasukkan dan
mengeluarkan udara dari paru-paru.
Organ-Organ Pernapasan :
1.
Hidung
2.
Tenggorokan
a.
Pangkal Tenggorokan (Laring)
b.
Batang Tenggorokan (Trakea)
c.
Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)
3.
Paru-paru
B.
PENYAKIT
Penyakit pada sistem pernapasan manusia dapat disebabkan oleh banyak
faktor, seperti kelainan pada saluran pernapasan, gangguan pada dinding
alveolus dan terjadinya gangguan pada sistem transpor.
1.
Batuk
Batuk
merupakan gejala paling umum yang menunjukkan terjadi gangguan pada sistem
pernapasan. Batuk bisa timbul pada penyakit tenggorokan sampai penyakit cabang
tenggorokan.
2.
Nyeri Dada
Nyeri dada
merupakan gejala terjadinya gangguan pada pleura bagian dalam yang biasanya
akan bertambah ketika batuk, bersin, atau menarik napas dalam-dalam.
3.
Laringitis
Laringitis
disebabkan oleh infeksi, terlalu banyak merokok, dan minum alcohol. Laringitis
sering menimbulkan gejala suara parau. Suara parau terjadi karena adanya
pembengkakan pada pita suara.
4.
Kanker Paru-Paru
Penyakit ini
merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di dalam jaringan
paru-paru. Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru dan menjalar ke
seluruh bagian tubuh. Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus
kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada wanita. Penyebab lain
yang memicu penyakit ini adalah penderita menghirup debu asbes, kromium, produk
petroleum, dan radiasi ionisasi.
5.
Emfisema
Emfisema
disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah
gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema,
volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena
karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap
didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab
kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
6.
Rinitis
Rinitis
adalah peradangan pada selaput lendir hidung. Rinitis dapat terjadi karena
reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu.
7.
Faringitis
Faringitis
merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan
makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok.
Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis.
8.
Difteri
Difteri
merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis)
maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
9.
Asfiksi
Asfiksi
adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan
terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya
alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan yang lain adalah
keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat
karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen dalam darah berkurang.
10. Pembengkakan Kelenjar Limfa
Kelenjar
limfa yang cukup besar seperti amandel, polip, dan adenoid terdapat di antara
rongga hidung dan tekak. Ketiga kelenjar limfa ini dapat mengalami pembengkakan
sehingga terjadi penyempitan saluran pernapasan dari rongga hidung sampai
tekak. Kondisi seperti ini menyebabkan pengambilan napas melalui hidung menjadi
terganggu, oleh karena itu orang yang mengalaminya, mulutnya dibiarkan terbuka
untuk mempermudah masuknya udara.
11. Bronkitis
Bronkitis
adalah terjadinya peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju
paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab
lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
12. Asma
Asma adalah penyempitan
pada saluran pernapasan karena otot polos yang membentuk dinding saluran
pernapasan mengalami kontraksi secara terus menerus menyebabkan terjadinya
gangguan pada pelebaran saluran pernapasan. Penyebab asma antara lain alergi
dan kekurangan hormon adrenalin.
13. Sinusitis
Sinusitis
adalah peradangan pada sebelah atas rongga hidung (sinus paranasalis).
Gejalanya berupa hidung tersumbat, ingus berwarna kuning, hijau dan bau, serta
timbulnya sakit di daerah sinus yang terserang.
14. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis
merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi yang paling
sering adalah paru-paru dan tulang. Penyakit ini menyebabkan proses difusi
oksigen yang terganggu karena adanya bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.
15. Pneumonia
Pneumonia
adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya terinfeksi oleh cairan dan
eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus ke
alveolus lain hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru.
Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus), Diplococcus
pneumoniae, dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.
16. Influensa
Influensa,
biasanya dikenali sebagai flu di masyarakat, adalah penyakit menular burung dan
mamalia yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus
influensa). Penyakit ini ditularkan dengan medium udara melalui bersin dari si
penderita. Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit
tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk,
lesu serta rasa tidak enak badan.
C.
TEKNOLOGI
1. Trakeotomi
Pembuatan
lubang pada trakea untuk membantu memberikan pernapasan bantuan. Trakeotomi
biasanya dilakukan pada penderita dipteri akut yang dapat menyebabkan penyumbatan
pada saluran pernapasannya.
2. Pulmotor
Alat untuk
melakukan pernapasan buatan. Pernapasan buatan biasanya dilakukan pada
orang-orang yang mengalami gangguan pernapasan karena tenggelam dan shock
karena sengatan listrik.
3. Spirometer
Alat untuk
mengukur secara langsung dan cepat kemampuan paru-paru seseorang serta untuk
keperluan diagnosa paru-paru yang abnormal.
4. Oxygen catherer atau Oxygen cannula
Alat yang
digunakan untuk mengalirkan oksigen ke dalam lubang hidung.
D.
GAYA
HIDUP
1. Olahraga secara teratur
Kita dapat
melakukan kegiatan olahraga seperti berjalan kaki, jalan cepat, atau jogging.
Kegiatan olahraga yang bukan bersifat kompetisi dan tidak terlalu berlebihan
dapat menguatkan kerja sistem pernafasan dan melancarkan peredaran darah ke
seluruh tubuh.
2. Hindari Rokok, Alkohol, dan Kafein
Dengan
menghindarkan diri untuk merokok, mengkonsumsi alkohol dan kafein kita
sudah menjalankan gaya hidup sehat dan terhindar dari bahaya nikotin yang jelas
merusak sistem pernafasan dan jantung manusia.
3. Konsumsi antioksidan
Polusi
udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan timbulnya radikal
bebas dalam tubuh. Radikal bebas dapat mengganggu sistem pernafasan. Untuk
mengeluarkan kandungan radikal bebas dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang
akan menangkap dan membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai macam
buah-buahan dan sayuran.
4. Hindari Debu dan Polusi
Bagi anda yang sering beraktivitas di jalan raya seperti tukang ojek,
polisi, supir angkot, kurir, dan lain sebagainya sebaiknya menggunakan
pelindung masker. Hindari debu yang masuk ke hidung karena dapat mengganggu
sistem pernafasan.
5. Makan Secukupnya
Hindari
makan terlalu banyak, jika kita terlalu kenyang, ruang untuk udara dalam
lambung makin sempit. Lambung berisi tiga hal yaitu makanan, minuman dan udara.
Jika makanan atau minuman terlalu banyak, udara akan terdesak. Pernafasan kita
akan terganggu meski kita tidak menyadarinya. Udara yang terdesak tidak mampu
mengalir dengan baik ke setiap sel atau darah.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar