“SISTEM IMUNITAS”
Disusun oleh :
Nining Monita (21/XI IPA 2)
SMA N 2 Wonosari
Jalan Ki Ageng Giring 03,
Kepek , Wonosari Gunungkidul
D.I Yogyakarta, 55813 Telp.
0274391158
A.
PENGERTIAN
Sistem imunitas atau sistem kekebalan tubuh adalah
mekanisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis kuman patogen dari
luar, maupun sel kanker yang terjadi di dalam tubuh.
B.
PENYAKIT
1.
Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik adalah anemia yang terjadi karena meningkatnya
penghancuran sel darah merah.
Dalam keadaan normal, sel darah merah mempunyai waktu hidup 120 hari.
Jika menjadi tua, sel pemakan dalam sumsum tulang, limpa dan hati dapat mengetahuinya dan merusaknya.
Jika menjadi tua, sel pemakan dalam sumsum tulang, limpa dan hati dapat mengetahuinya dan merusaknya.
Jika suatu penyakit menghancurkan sel darah merah sebelum waktunya
(hemolisis), sumsum tulang berusaha menggantinya dengan mempercepat pembentukan
sel darah merah yang baru, sampai 10 kali kecepatan normal.
Jika penghancuran sel darah merah melebihi pembentukannya, maka akan
terjadi anemia hemolitik.
2. Gangguan
Autoimun
Gangguan autoimun adalah kegagalan
fungsi sistem kekebalan tubuh yang membuat badan menyerang jaringannya sendiri.
Sistem imun menjaga tubuh melawan apa yang dilihatnya sebagai bahan asing atau
berbahaya. Bahan seperti itu termasuk mikro-jasad, parasit, sel kanker.
Bahan yang bisa merangsang respon imunitas disebut antigen. Antigen adalah
molekul yang mungkin terdapat dalam sel atau di atas permukaan sel (seperti
bakteri, virus, atau sel kanker). Beberapa antigen, seperti molekul serbuk sari
atau makanan, ada di mereka sendiri.
Sel sekalipun pada orang yang memiliki
jaringan sendiri bisa mempunyai antigen. Tetapi, biasanya, sistem imun bereaksi
hanya terhadap antigen dari bahan asing atau berbahaya, tidak terhadap antigen
dari orang yang memiliki jaringan sendiri. Tetapi, sistem imunitas
kadang-kadang rusak, menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai antibodi
asing dan menghasilkan (disebut autoantibodi) atau sel imunitas menargetkan dan
menyerang jaringan tubuh sendiri. Respon ini disebut reaksi autoimun. Hal tersebut
menghasilkan radang dan kerusakan jaringan. Efek seperti itu mungkin merupakan
gangguan autoimun, tetapi beberapa orang menghasilkan jumlah yang begitu kecil
autoantibodi sehingga gangguan autoimun tidak terjadi.
Beberapa ganguan autoimun yang sering
terjadi yaitu sbb : anemia hemolitik autoimun (sel darah merah), bullous
pemphigoid (kulit), sindrom goodpasture (paru paru & ginjal), penyakit
graves (kelenjar tiroid), Tiroiditis Hashimoto (kelenjar tiroid), Multiple
sclerosis (otak & spinal cord), Myasthenia gravis (Koneksi antara saraf dan
otot), pemphigus (kulit), Pernicious anemia (sel tertentu di sepanjang
perut), Rheumatoid arthritis (Sendi atau jaringan lain seperti jaringan
paru-paru, saraf, kulit dan jantung), Systemic lupus erythematosus (sendi,
ginjal, kulit, paru-paru, jantung, otak dan sel darah), Diabetes mellitus tipe
1 (Sel beta dari pankreas yang memproduksi insulin), Vasculitis (pembuluh
darah), dll.
a. Penyakit Graves
Penyakit Graves ialah
kumpulan gejala karena pertumbuhan berlebih sel-sel kelenjar gondok (tiroid). Penyebab penyakit Graves ialah autoimun yaitu
antibodi tubuh sendiri yang menyerang kelenjar gondok sehingga menghasilkan
banyak T3 dan T4 serta menghasilkan komponen radang.
Kelenjar gondok menghasilkan
hormon T3 dan T4 yang berfungsi mengatur metabolisme basal tubuh seperti
mengatur kehangatan tubuh dan memfasilitasi pembentukan energi untuk
kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Sedangkan yang terjadi pada penyakit Graves
ialah hormon T3 dan T4 yang berlebihan sehingga mengganggu metabolisme tubuh.
b.
Rheumatoid Arthritis
Merupakan penyakit kronik yang
berlaku akibat kecelaruan sistem pertahanan badan (penyakit autoinum).Ketidak
seimbangan sistem pertahanan ini menyebabkan keradangan pada sendi, terutamanya
di selaput synovium. Ini mengakibatkan cecair synovium yang berlebihan dalam
sendi.
Oleh itu sendi menjadi sakit,
bengkak dan tegang. Jika proses keradangan ini berterusan, kerosakan tulang
akan berlaku dan akhirnya menyebabkan kecacatan sendi. Selain sendi, ia juga
boleh melibatkan organ-organ lain seperti paru-paru, kulit dan mata.
c.
Diabetes Militus tipe 1
Diabetes Militus tipe 1 adalah
diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon
insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal
ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans
pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus
tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan
secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor
lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada
penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor
kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada
anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering
muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.
d.
Thyroiditis
Hashimoto
Salah satu penyakit yang mengenai kelenjar thyroid
adalah Thyroiditis Hashimoto, yang merupakan bentuk paling umum dari penyakit
Thyroiditis, yaitu Chronic Thyroiditis Autoimmune, karena Thyroiditis
Hashimoto terjadi akibat dari reaksi autoimun, dimana antibodi dalam tubuh
menyerang kelenjar thyroid. Sebagian besar penderita Thyroiditis Hashimoto
tidak menyadari bila menderita penyakit tersebut, karena gejala awalnya sangat
ringan, dan penyakit ini berkembang sangat lambat, mungkin berbulan-bulan
ataupun bertahun-tahun. Tetapi Thyroiditis Hashimoto merupakan penyakit yang bersifat progresif
yang semakin lama akan menghancurkan kelenjar thyroid dan menyebabkan
kekurangan hormon thyroid. Penyebab Thyroiditis Hashimoto tidak diketahui secara pasti, namun diduga
sebagai suatu kelainan autoimun.
e.
Vaskulitis
Vaskulitis terjadi karena sistem
kekebalan tubuh salah menyerang sel-sel pada pembuluh darah sebagai benda asing
(autoimun). Sistem kekebalan tubuh kemudian menyerang sel-sel
tersebut, seakan-akan mereka adalah bakteri atau virus. Penyebab terjadinya
gangguan ini belum diketahui, tetapi banyak hal yang mungkin berperan sebagai
faktor pemicu, misalnya infeksi, obat, kanker tertentu, reaksi alergi, atau
gangguan sistem kekebalan tubuh tertentu.
f.
Multiple Sclerosis
Penyebab MS belum diketahui, saat
ini seluruh dunia masih melakukan penelitian untuk mencari penyebab pasti
penyakit MS.
Kerusakan myelin pada MS mungkin
terjadi akibat respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya
melindungi tubuh dari serangan organisma berbahaya (bakteri dan virus).
Banyak jenis MS yang menampakkan
gejala penyakit ‘kekebalan tubuh’, dimana tubuh menyerang sel-sel dan
jaringan-jaringannya sendiri (dalam kasus MS, yang diserang adalah Myelin).
Para peneliti belum mengetahui apa yang memicu sistem kekebalan tubuh tersebut
menyerang myelin, tetapi ada satu pemikiran bahwa hal tersebut terjadi karena
beberapa faktor.
Satu teori menyebutkan bahwa virus,
yang mungkin sudah menetap lama dalam tubuh, mungkin memainkan peranan penting
dalam perkembangan penyakit ini dan mungkin mengganggu sistem kekebalan atau
secara tidak langsung mengubah proses sistem kekebalan tubuh. Banyak penelitian
yang sudah mencoba mengidentifikasi virus MS. Ada satu dugaan bahwa kemungkinan
tidak ada virus MS, melainkan hanya ada virus-virus biasa, seperti virus campak
dan herpes, yang menjadi pemicu timbulnya penyakit MS. Virus-virus ini
mengaktifkan sel darah putih (limposit) dalam aliran darah menuju ke otak
dengan melemahkan mekanisme pertahanan otak (yaitu substansi yang melindungi
darah/otak). Kemudian, di dalam otak, sel-sel ini mengaktifkan unsur-unsur lain
dari sistem kekebalan tubuh dengan satu cara yang pada akhirnya membuat sel-sel
tersebut menyerang dan menghancurkan myelin.
3.
Kelainan Sistem Imunitas
1.
Otoimunitas
Otoimunitas adalah suatu kondisi yang membahayakan dimana tubuh
mengembangkan antibodi pada antigennya sendiri. Jadi otoimunitas merupakan
kegagalan daya dikriminasi endogen pada sistem kekebalan sehingga zat yang
berasal dari tubuh sendiri dianggap sebagai zat/benda asing dan terhadapnya di
bentuk zat anti/antibodi. Contoh pada penyakit demam rematik, arthritis
rematik, anemia pernisiosa, Addison.
2.
Kanker
Apabila sel tubuh berubah menjadi sel-sel kanker, berubah pula
sifat-sifatnya. Dalam arti, sel kanker dapat menghasilkan makromolekul tertentu
yang dapat bertindak sebagai antigen yang tidak dimiliki pleh sel-sel normal.
Akan tetapi kenyataannya sel-sel kanker berkembang biak dengan cepat, hal ini
antibodi tidak dapat mengenalnya, peristiwa ini disebut peluputan imunologis.
3.
Alergi
Alergi adalah suatu reaksi antigen (allergen) dengan antibodi ataupun
dengan sel T yang berlebihan sehingga menimbulkan gejala-gejala sakit dan
kerusakan sel-sel tubuh.
4.
AIDS
Penyakit AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome atau
Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan
gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Seseorang yang terinfeksi virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik
ataupun mudah terkena tumor.
Alergi atau yang dalam bahasa
ilmiah disebut hipersensitivitas tipe
I adalah suatu kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi
hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya
imunogenik (antigenik). Dengan kata
lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan
yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk
orang normal. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut
alergen. Sistem imun kehilangan kemampuan untuk membedakan sel tubuh dengan sel
asing sehingga sistem imun akan menyerang sel tubuh sendiri. Namun, beberapa
tahun belakangan telah dikembangkan sebuah alat yang bernama bicom atau bioresonansi yang dapat menyembuhkan alergi dengan konsep fisika
kuantum.
2. Transfer
Factor
Transfer factor berisi modulator imun yang terdiri dari peningkat dan
penekan daya tahan tubuh, yang tidak hanya berfungsi sebagai peringatan
panggilan untuk kekebalan, tetapi juga membantu menormalkan dan menyeimbangkan
sistem kekebalan terlalu agresif seperti terlihat dalam kasus-kasus seperti
kelelahan kronis, rheumatoid arthritis , multiple sclerosis dan lupus.
D.
GAYA
HIDUP
Ketika sistem
kekebalan atau sistem imun tubuh tidak lagi mampu melawan serangan virus,
bakteri, dan parasit penyebab penyakit, seseorang akan jatuh sakit. Setelah
menyelesaikan pengobatan, Anda harus segera memperbaiki sistem imun agar segera
mendapat perlindungan kembali.
1.
Tidur Yang Cukup Tiap Harinya.
Dalam hal ini, usahakan untuk melakukan aktivitas
tidur selama kurang lebih 7-8 jam setiap malamnya. Ini merupakan tips yang
tidak bisa di tawar-tawar lagi, karena ada keterkaitan tentang berkurangnya jam
tidur malam dengan menurunnya sistem imun tubuh yang anda mililki.
2.
Rajin Berolaraga.
Ini merupakan tips yang terbilang gampang-gampang
susah bagi sebagian orang. Tapi jika anda rutin tidur awal tiap malamnya, maka
olahraga di pagi hari akan menjadi kebiasaan rutin yang tidak akan memberatkan
bagi anda.
3.
Makanan Sehat.
Ini juga salah satu faktor yang berperan besar
meningkatkan atau mendongkrak sistem imun pada tubuh. Dalam hal ini,
konsumsilah aneka sayuran yang bewarna hijau serta aneka buah-buahan yang mana
mengandung sumber vitamin dan berbagai zat antioksidan yang di perlukan oleh
tubuh.
4.
Stop Aneka Kebiasaan Buruk.
Berbagai kebiasaan buruk yang mungkin anda lakukan
seperti hobi berbagai minuman beralkohol, sering merokok serta bergadang hingga
larut malam dan lain-lain. Berbagai kebiasaan buruk diatas berpotensi cukup
besar terhadap menurunnya sistem imun atau daya tahan tubuh.
5.
Mulailah Tertawa.
Tertawa atau tersenyum lebar sangat mudah kita
lakukan, jika anda sering menonton acara komedi di berbagai stasiun tv atau
membaca berbagai cerita lucu yang dapat di temukan pada buku atau internet.
6.
Mulailah Meningkatkan Interaksi Dengan Orang Lain.
Kemajuan teknologi juga memiliki dampak buruk seperti
orang yang lebih asyik dengan berbagai gadget seperti laptop dan hp tanpa
pernah mengamati lingkungan sekitar atau jarang menyapa atau mengobrol dengan
keluarga, sahabat, atau orang yang sudah lama dikenal yang berada di dekatnya.
7.
Awali Dengan Berpikir Positif.
Belajar menerima semua kenyataan yang terjadi baik itu
sebuah kebahagian atau kesedihan untuk menata hidup yang lebih baik lagi
kedepannya. Karena dengan selalu berpikiran positif sangat berperan untuk
mendongrak sistem imun tubuh tanpa pernah anda sadari.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar